Magradika alias Masa Integrasi Pendidikan Kampus adalah bagian dari kami. Layaknya di PTN negeri yang terkenal dengan Ospek atau Opdik, di kampus kita tercinta inilah, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), kami menyebutnya Magradika. Magradika adalah semacam masa orientasi sebelum memasuki STIS. Mahasiswa STIS berasal dari seluruh Indonesia yang mempunyai keragaman dalam budaya, sehingga komunitas kampus STIS memiliki keunikan tersendiri. Keragaman daerah asal dapat dimanfaatkan untuk menciptakan semangat. Agar mengenal dan memahami kehidupan kampus dan lingkungannya mahasiswa baru STIS wajib mengikuti kegiatan Masa Integrasi Pendidikan Kampus (Magradika).
Magradika pasti memiliki kesan yang berbeda-beda dari setiap mahasiswa yang telah mengikutinya. Magradika juga menjadi suatu jembatan bagi kami untuk menghadapi dunia kampus di STIS dan juga lingkungan sekitar kampus yang sebenarnya.
Kesan awalku begitu cemas dan was-was, apakah Magradika itu? Akan bagaimanakah jadinya kita nanti? Pertanyaan-pertanyaan lain juga terus menyusul dan ingin segera tahu juga ingin segera menyelesaikannya. Begitu penasarannya menanti kedatangan Magradika, begitu menginginkannya, begitu mendambakannya, dan begitu ingin menyelesaikannya.
Kedatanganku tak hanya sendiri, kami dari seluruh nusantara dan sebagian penjuru wilayah Indonesia, berbagai keragaman dan keunikan saling bertemu. Keberagaman yang indah antar Mahasiswa STIS, mengagumkan. Dari ujung Sumatra sampai Papua semua ada, dengan penuh canggung dan rasa malu kita saling berkenalan tanpa kompromi dan berkomplot dengan teman sedaerahnya. Semua bercampur menjadi satu keatuan yang utuh. Dari seluruh penjuru negri berkumpul di STIS, dan aku adalah salah satu manusia yang beruntung, yang mampu bertem orang-orang hebat seperti mereka.
Pra Magradika, begitu mengejutkan kami, kami tidak sebebas yang dibayangkan, semua berbeda dengan yang kami kira. Dan aku berpikir ini awal dari Magradika yang akan sangat melelahkan. Hari pertama kami diperintahkan membawa perlengkapan-perlengkapan untuk Pra magradika, dan memang nampaknya akan seperti layaknya orientasai khusus bagi kami untuk bisa pamit masuk STIS. Sejak awal kami sudah dimarahi dan mulai diperkenalkan dengan Magradika yang sebenarnya. Kami diperkenalkan senior tingkat di atas kami, dan saat Magradika kita harus memanggilnya “Raka” untuk kakak tingkst pria, dan “rakanita” untuk kakak tingkat wanita. Dan yang menarik kami juga memiliki panggialan, “Maba” untuk mahasiswa baru dan “Miba” untuk mahasiswi baru. Kami pun mulai dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok kira-kira 15-20 Maba/Miba. Dan kelompokku adalah STATMAT. Yang menarik lagi kami diberi nama statistik masing-masing sesuai dengan nama kelompok yang adalah mata kuliah di STIS, dan nama statistik kami adalah istilah yang ada di dalam perkuliahan STIS. LLN adalah nama statistikku tentunya. LLN adalah singkatan dari Law Large Number dan kami harus cari tahu nama statistik kami itu apa. Banyak yang mengeluh, apakah Magradika akan seperti ini besok? Inikah Magradika? Tapi sadari, ini baru Pra Magradika bung.
Mars STIS
STIS menyongsong hari depan
melahirkan tunas tunas harapan
profesional penuh kemandirian
tak gentar hadapi tantangan
tekad baja dan semangat membara
membangun perstatistikan negara
menyajikan data apa adanya
objektif tanpa rekayasa
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
medan bakti membangun negri
bersama kami mengabdi
untuk ibu pertiwi
tak kenaL lelah pantang menyerah
mari tegap mengayuh langkah
curahkan segala daya
'tuk Indonesia Jaya
Mars ini yang pertama kali diajarkan raka dan rakanita untuk kami, ini adalah kebanggaan kami, kebanggaan raka juga rakanita dan kebanggan seluruh mahasiswa STIS tentunya. Kami diajarkan dengan penuh semangat dan yang namanya mars, harus dinyanyikan dengan penuh semangat. Diguyur terik matahari kami tetap bernyayi, siraman panas matahari yang menyengat tak menggoyahkan semangat kami. Dibantu dengan teriakan-teriakan raka juga rakanita yang mengawasi kegiatan kami agar menjalani Magradika dengan penuh totalitas.
Dari hari ke hari selama Magradika yang melelahkan, kami selalu diberikan tugas yang banyak, sampai kami hanya bisa tidur beberapa jam saja, sungguh melelahkan. Belum terhitung apabila tugas yang diberikan terlampau sulit. Dan yang lebih sulit adalah menyiapkan atribut yang harus dikenakan selama Magradika berlangsung, kami harus mengerjakan secara bersama dan berbagi tugas antar kelompok. Mengenai makanan kami juga dibatasi, makanan yang dibawa harus sesuai ketentuan yang ada. Dan kita harus mengangkat makan dulu sebelum memakannya, minum pun ada waktunya, tidak bisa seenaknya saja.
Yang berkesan adalah kami harus menyanyi sambil melakukan gerakan disaat kita ingin duduk atau berdiri. Apabila kami tidak menyanyikannya dengan pelan atau dengan tidak semangat, raka atau rakanita pasti meminta kita untuk mengulangnya kembali. Itu yang melelahkan.
Lagu Duduk
Rakaku-Rakaku yang gagah
Rakanita-rakanita yang cantik
Ijinkan aku duduk, duduk bersila rapi
Bolehkah kududuk disini?
Lagu Berdiri
Aduh-aduh Ibu
Malangnya nasibku
Pulang masih lama
Matahari masih terik
Kakiku keram duduk kelamaan
Raka rakanita ijinkanlah kuberdiri.
Dimana pun setiap berbuaat salah kita harus mendapat sanksi dan hukuman atas kesalahan kita. Magradika juga tentunya, setiap kita melakukan kesalahan, kita pasti mendapat hukumannya. Kita tak bisa lepas kendali dari raka ataupun rakanita yang menjabat sebagai TIBUM (Ketertiban Umum), mereka selalu keliling mengawasi segala kegiatan kita. Mereka tak akan lengah berjalan keliling menatap satu-persatu Maba/Miba disekitarnya. Dan kami pun takut untuk melakukan kesalahan, dan karena itu lucunya seakan-akan justru kami yang mengawasi mereka. Justru TIBUM yang merasa diawasi oleh Maba/Miba.
Hukuman-hukuman atas kesalahan kita tidak ringan, jelas ini karena untuk memberikan efek jera kepada tersangka pembuat kesalahan tersebut. Dan itu yang menyiksa kami, dari posisi setengah duduk yang sangat melelahkan, dan membuat kaki kejang dan gemetar setelahnya, dan turun seri atau push up. Disaat menjalani hukuman pun TIBUM juga mengawasi, jika ada yang salah, ya harus kembali diulang. Sungguh melelahkan.
Magradika benar-benar melelahkan, selain karena tugas yang melimpah, kami juga harus melaksanakan kegiatan-kegiatan acara yang telah disiapkan oleh panitia. Dan yang paling berkenang itu adalah posisi kepala menghadap ke lantai paling atas Gedung BPS dengan meletakkan pulpen di mulut, dan juga menaikki tangga 10 lantai yang begitu melelahkan. Itu merupakan segelintir perjuangan Magradika yang telah kami lewati.
Betapa indahnya yang kita lakukan dengan penuh perjuangan telah berakhir dengan indah. Malam Inagurasi yang hebat yang menutupnya, penampilan-penampilan dari angkatan kami sendiri yang dibantu dengan baik oleh raka juga rakanita. Drama mengenai perjuangan Maba/Miba dari 3 penjuru negri dipadu dengan alunan musik dari band-band dari angkatan 50 yang hanya bersiap dalam beberapa hari saja, dan set panggung yang dihias oleh lukisan atau gambar dari pelukis-pelukis angkatan kami yang menggambarkan tentang Jakarta, tempat kita merantau ini. Malam inagurasi memang luar biasa, kekeluargaan kami antar seluruh mahasiswa STIS sangat terasa. Tak ada lagi raka dan rakanita, tak ada lagi maba dan miba, kini kami adalah keluarga. Keluarga besar STIS.
Magradika yang indah, meskipun begitu berat melaluinya. Penuh perjuangan dan penuh kasih antar kelompok, dibutuhkan kerja sama tinggi dan komunikasi yang terjalin dengan baik antar kelompok. Dan inilah kebanggaan kami.
Lagu Angkatan 50
Dari seluruh nusantara
Kami datang Magradika
Bertemu Raka juga Rakanita
Di S.T.I.S. tercinta
Belajar, berkarya, banggakan orang tua
Walaupun tugasnya banyak berlimpah
Lima Puluh tak menyerah
Yok Maba, Yok Miba
Kita maju bersama
Membangun perstatistikan negara
Untuk Indonesia Jaya
Ada Magradika, ada Outbound LIDO. Dan di outbound inilah kita juga menenmui bantak pembelajaran, dari pnegembangan diri, belajar bekerja sama, berkelompok, dan banyak manfaat lainnya.
Kami outbound di SPN Lido, mendengar namanya saja sudah menggetarkan kami. Sekolah Kepolisian Negara Lido yang menggetarkan hati. Tersirat pikiran-pikiran mengenai lelahnya Magradika akan berlanjut di sini. Terbentang pikiran yang membuat hati kecil merasa ingin lepas dari semua, tapi dukungan dan semangat tak mau menyerah dengan yang lain, kami akan tetap maju dan hadapi semua dengan penuh semangat.
Malam awal kami langsung disuguhkan makanan bergizi bagi kami, tapi yang menarik di sini semua disiplin dan ada aturannya. Untuk makan pun kita harus duduk siap dan ada aturannya, kita tidak boleh makan dengan berisik, sendok dan garpu juga tidak boleh berbunyi saat makan, jika terkena piring sedikit saja, pembimbing sudah mengingatkan, dan saat menyiapkan makanan, semua harus melayani dirinya masing-masing, selain itu saat ingin keluar masuk meja makan, kursi harus diangkat, bukan digeser. Dari kesan pertama, kita memang dibina untuk disiplin. Dan memang kedisplinan kami jauh lebih terbentuk dari cara sperti ini.
Bangun pun kita harus pagi-pagi benar, jam 4 dini hari, kita harus melakukan ibadah terlebih dahulu. Kemudian siangnya kita melakukan sesi-sesi pengembangan diri kita masing-masing, dan adanya pembelajaran seperti ini dapat menangkat moral dan terus mngembangkan diri kita agar jauh lebih baik. Selain mempererat tali persaudaraan antar Maba dan Miba, kita dapat mengenal pribadi kita masing-masing itu seperti apa.
Yang paling berkesan dari outbond itu adalah malam ekspedisi. Di malam ekspedisi ini kita diharuskan melewati berbagai rintangan alam dengan penuh kerja sama antar kelompok. Melewati pedesaan yang sunyi, mendaki dan menuruni bukit dengan membawa perlengkapan yang berat, dalam hal ini kita butuh bantuan dari seluruh anggota sindikat untuk membagi tugas dalam membawa barang, dan saling membantu dalam perjalanan, semua punya andil yang sama di tiap anggota dan kelompok. Tanpa salah satu dari mereka, kita tidak dapat menyelesaikan semuanya dengan baik. Terlebih saat perjalanan, kita butuh bantuan untuk mendaki bukit, butuh pegangan saat hampir terjatuh, dan butuh pertolongan saat sudah terjatuh. Ini mungkin hanya sebagian perjuangan kecil yang menjadi titik awal perjuangan kita di depan. Outbound yang menyenangkan!
Terima kasih Magradika dan Outbound!
Jumat, 28 November 2008
Kamis, 20 November 2008
Sahabat Kecil
Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi
Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli
Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Tak kan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi
Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi
Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli
Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Tak kan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi
Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini
Langganan:
Postingan (Atom)