Sabtu, 20 Desember 2008

Sepak Bolanya Indonesia


Sepak bola adalah olahraga permainan yang selalu menarik, dan sepak bola selalu menyajikan kejadian-kejadian yang mampu menjadi bahan pembicaraan sehari-hari. Namun, apa yang disajikan Timnas Indonesia saat berlaga di Semifinal leg ke-2 melawan Thailand di Bangkok sangat merusak kaidah sepak bola yang telah tercitra selama ini.

Timnas Indonesia mengawali laga dengan formasi yang berbeda saat melakukan laga kandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Benny Dollo menerapkan formasi 3-5-2 dengan menempatkan 3 stopper secara bersamaan. Di awal-awal laga mereka berhasil mencuri gol melalui tendangan sudut oleh Ismed Sofyan. Tapi, apa yang terjadi setelahnya adalah hal yang tak lazim dalam sepak bola.

Indonesia unggul dengan 0-1 yang berarti agregat masih 1-1, ini berarti Indonesia buth kemenangan 0-2 untuk memastikan lolos ke babak final. Namun, skenario berikutnya berbeda, Indonesia justru terus melakukan penguluran waktu seperti selalu menjatuhkan diri saat dilanggar dan dengan akting berlebihan. hal ini memang lazim di sepak bola internasional, tapi Indonesia melakukannya terlalu awal dan itu sangat tidak masuk akal.

Di sisi lain Indonesia butuh 1 gol lagi, tapi mengapa mereka justru terus mengulur waktu sejak awal pertandingan. Di Italia saja, hal ini akan dilakukan tim yang ingin menjaga kemenangannya selalu dilakukan di akhir babak kedua, dan tidak sejak awal pertandingan. Justru, mereka akan memburu selisih 2 gol untuk menjaga peluang keunggulan sampai akhir babak.

Dan akhirnya, Indonesia tetap harus bertekuk lutut atas Thailand. Thailand menang 2-1, dan di akhir-akhir pertandingan justru Indonesia yang tidak mengijinkan Thailand untuk mengulur waktu untuk mengejar ketertinggalan.

Tidak ada komentar: